Isnin, 8 November 2010

PRINSIP PERUBATAN NABI (THIBBUN NABAWWI)

Sabda Rasulullah Saw :
“Berobatlah kamu, karena sesungguhnya Allah SWT menurunkan penyakit, Dia (Allah SWT) juga yang menurunkan obatnya” (Hadits Riwayat Ahmad).

“Gunakanlah Dua Penyembuh : Madu dan Al Qur’an” (Riwayat Ibnu Majah dan Al Hakim).

Menurut Ibnu Siena :
“Tujuan perubatan ialah untuk memelihara / menjaga kesehatan yang telah ada dan juga untuk mengembalikan kesehatan ketika ia hilang”.

Dengan demikian terdapat dua persfektif dalam perobatan Islam, yaitu : Perubatan Rawatan dan perubatan penjagaan kesehatan/pencegahan penyakit.

Dr. Yusof al-Qardhawi menyatakan :
“Sesungguhnya Islam memberi perhatiannya kepada kesehatan, ia juga memberikan perhatian kepada bidang perubatan, baik perubatan perawatan ataupun perubatan pencegahan, sekalipun perhatiannya terhadap pencegahan itu lebih banyak, karena sesungguhnya satu dirham untuk pencegahan penyakit dan berpantang itu lebih baik dari pada uang bertimbun-timbun untuk berubat….”.

Secara fitrah, tubuh manusia mempunyai kekuatan untuk menjaga kesehatan sendiri. Agar mekanisme ini berfungsi dengan sempurna, Rasulullah SAW mengajarkan kepada manusia akan 4 (empat) hal, yaitu :
1. Tata Cara Makan, untuk memelihara System Pencernaan.
2. Tata Cara Minum, untuk memelihara System Kencing.
3. Tata Cara Tidur, untuk memelihara System Pernafasan dan System Reproduksi
4. Tata Cara Mandi, untuk memelihara System Kardiovaskular dan System Endokrin.


Adapun Prinsif Perobatan Islam, adalah :
1. Prinsif Keyakinan, yaitu bahwa niat untuk berubatpun semata-mata karena Allah SWT dan yang menyembuhkan adalah Allah SWT pula.
2. Prinsif Sesuai Syariat Islam, yaitu bahwa dalam merawat seorang Pesakit (Pasien) harus dilakukan dengan Ihsan dan sesuai dengan Syariat Islam, yaitu tidak bertentangan dengan Ajaran Allah Swt (Al Qur’an dan As-Sunnah).
3. Berobat dengan yang Halal dan Toyyib, serta tidak sekali-kali menggunakan Obat-obatan yang haram atau tercampur bahan yang haram.
4. Prinsif Pengobatan yang tidak membawa Mudharat. Pengobatan itu tidak sekali-kali mencacatkan tubuh pasien, kecuali jika keadaannya sangat darurat dan tidak ada alternatif pengobatan lain di saat itu.
5. Prinsif Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bid’ah.
6. Prinsif Mencari yang lebih baik berdasarkan kaedah Islam dan Ilmu-ilmu perobatan.
Mengambil sebab melalui Ikhtiar serta Tawaqal. juga selalu Mengkaji yang terbaik.

Terdapat 3(tiga) cara pengubatan / rawatan Nabi SAW, yaitu :
1. Pengubatan dengan Obat-obatan,
2. Pengubatan dengan doa-doa / jampi
3. Menggabungkan kedua-duanya.

Dalam kaedah rawatan Islam, unsur yang dapat menyembuhkan pesakit bukanlah ramuan obat semata-mata tetapi juga unsur harapan kepada Allah (roja ilallah) yang tidak akan mensia-siakan orang yang bergantung kepada-Nya. Setiap kali putusnya tali harapan dan hilangnya cita-cita, maka sulitlah seseorang pesakit untuk sembuh.
Sesungguhnya rawatan yang hakiki mestilah merangkumi rohani dan jasmani (fisikal) sekaligus. Dengan pendekatan ini ramai para tabib atau dokter telah membuktikan mereka mampu merawat pesakit mereka dengan lebih sempurna dan sewajarnya. Akhirnya mereka telah menghasilkan keputusan yang cemerlang.
Maka selepas beberapa penyiasatan dan renungan yang mendalam mereka telah membina suatu falsafah baru mengenai rawatan diatas asas,
1. Pengetahuan dalam bidang ilmu perubatan
2. Pegangan dan kepercayaan kepada Allah SWT.

sumber:
http://ruqyah-online.blogspot.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan